Kamis, 17 Mei 2012

Makalah Filsafat Ilmu


FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
DAN UKURAN KEBENARAN

Makalah ini di ajukan sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen : Widodo,S.Pd,M.Pd




Penulis
Nama              : FEBRI ARIYANANTI
NIM                : 2111001210120




JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN
ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2012

DAFTAR ISI
                                                                                                                                          Hal.
COVER
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….       ii
KATA PENGATAR ………………………………………………………………..       iii
I.                   PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah ……………………………………………..      1
2.      Rumusan masalah ……………………………………………………      2
3.      Tujuan penulisan ……………………………………………………..      2
II.                PEMBAHASAN …………………………………………………………    3
III.             PENUTUP
1.      Kesimpulan …………………………………………………………..      10
2.      Saran ………….……………………………………………………...      10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..     11


KATA PENGANTAR

Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Demikianpun dalam upaya membelajarkan siswa, guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar yang efektif. Agar dapat mengajar efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Untuk memenuhi harapan tersebut, terutama yang berkenaan dengan upaya meningkatkan kualitas guru profesional, maka dalam kesempatan ini penulis diberikan tugas oleh dosen pembimbing bapak Widodo,S.Pd,M.Pd untuk membuat makalah yang berjudul “Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Ukuran kebenaran” pada mata kuliah Filsafat Ilmu guna dapat dijadikan salah satu pedoman untuk mengantarkan para pembaca, dan khusunya sebagai tugas Ujian Tengah Semester. Namun demikian, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak menutup kemungkinan masih ada kekurangan mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis. Untuk itu tegur sapa, kritik dan saran dinantikan para pembaca. Akhirnya, penulis persembahkan makalah ini pada pembaca dan semoga bermanfaat. Tak lupa terima kasih atas segala perhatian pembaca serta atas bimbingan dosen mata kuliah pengantar Filsafat Ilmu sehingga makalah ini dapat diselesaikan.



Purwosari, 10 Mei 2012


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Disini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemology dan ontology. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-maslah seperti : apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara subtansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat, sebaiknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.
Ilmu atau Sains merupakan komponen terbesar yang diajarkan dalam semua tingkat pendidikan. Walaupun telah bertahun-tahun mempelajari ilmu, pengetahuan ilmiah tidak digunakan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu dianggap sebagai hafalan saja, bukan sebagai pengetahuan yang mendeskripsikan, menjelaskan, mmprediksikan gejala alam untuk kesejahteraan kenyamaan hidup. Kini ilmu telah tercerabut dari nilai luhur ilmu, yaitu untuk menyejahterakan umat manusia. Bahkan tidak mustahil terjadi, ilmu dan teknologi menjadi bencana bagi kehidupan manusia, seoerti pemanasan global.
Ilmu dan teknologi telah kehilangan rohnya yang fundamental, karena ilmu telah mengurangi bahkan menghilangkan peran manusia, dan bahkan tanpa disadari manusia telah menjadi budak ilmu dan teknologi.
Oleh karena itu filsafat ilmu mencoba mengembalikan roh dan nilai luhur dari ilmu, agar ilmu tidak menjadi bumerang bagi kehidupan manusia. Filsafat ilmu akan mempertegas bahwa ilmu dan teknologi adalah instrumen dalam mencapai kesejahteraan bukan tujuan.
Filsafat ilmu diberikan sebagai pengetahuan bagi orang yang ingin mendalami hakikat ilmu dan kaitannya dengan pengetahuan lainnya. Dalam masyarakat religius ilmu dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari nilai ketuhanan karena sumber ilmu yang hakiki adalah Tuhan. Manusa diberi daya fikir oleh Tuhan, dan dengan daya fikir inilh manusia menemukan teori-teori ilmiah dan teknologi. Pengaruh agama yang kaku dan dokmatiskadang kala menghambat perkembangan ilmu.
Oleh karenanya, diperlukan kecerdasan dan kejeliandalam memahami kebenaran ilmiah dengan sistem nilai dalam agama, agar keduanya tidak saing bertentangan.
Dalam filsafat ilmu, ilmu akan dijelaskan secara filosofis dan akademis sehingga ilmu da teknologi tidak tercerabut dari niai agama, kemanusiaan dan lingkungan. Dengan demikian filsafat ilmu akan memberikan nilai dan orientasi yng jelas bagi stiap ilmu.

B.     Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penyusun mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.        Apa pengertian filsafat, menurut bahasa-bahasa lainnya
2.        Arti dari pengertian Filsafat Ilmu.
3.        Pengetahuan dan ukuran kebenaran.
4.        Sejarah perkembangan ilmu.
5.        Dasar-dasar ilmu.

C.    Tujuan
1.        Dapat memahami filsafat ilmu dan pengetahuan.
2.        Dapat mengembangkan arti kehidupan melalui imu.
3.        Akan sadar bahwa Ilmu itu tidak luput dari nilai-nilai ketuhanan.
4.        Mempertahankan kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri.
5.        Mencapai tujuan hidup dari pengetahun dan ilmu.
 

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Makna Filsafat dari Segi Bahasa
       Filsafat berasal dari bahasa Yunani, Phioshopia atau Philoshophos. Phios atau Philein berarti teman atau cinta, dan Shopia atau Shophos berarti kebijaksanaan, pengetahuan dan hikmah. Filsafat berarti juga mater scientiarum yang artiya induk dari segala ilmu pengetahuan. Kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata Falsafah (Arab), Philosophie (Prancis, Belanda dan Jerman), serta Philosophy (Inggris).
       Dengan demikian filsafat berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (kata sifat), bisa berarti teman kebijaksanaan (kata bend) atau induk dari segala ilmu pengetahuan.
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu (pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Tapi dari
Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli:
1.      Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
2.      Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
3.      Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
4.      Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
5.      Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
6.      Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
1.      Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
2.      Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
3.      Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
4.      Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
   7.      Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
  8.      Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.
  9.      Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
  10.  Harold H. Titus (1979 ): (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
  11.  Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
  12.  Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
  13.  Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
  14.  Bertrand Russel: Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
2.2  Pengertian Filsafat Ilmu
       Filsafat ilmu merupakan bagian dari Epistomologi (filsafat pengetauan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah).
Ilmu berasal dar bahasa Arab : ‘alima, ya’lamu,‘ilman yang berarti mengetahui, memahami dan mengerti benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut science, dari bahasa latin yang berasal dari kata scientia (pengetahuan) atau scire (mengetahui). Sedangkan dalam bahas Yunani adalah episteme (pengetahuan).
       Dalam kamus bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem menurut metode-mrtode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu (kamus Bahasa Indonesia 1998).

2.3 Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
2.3.1 Pengetahuan
       Dalam Encyclopedia of Philosophy, pegetahuan didefinisikan sebagai kepercayaan yang benar. Menurut Ssidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang dketahui atau hasil pkerjaan mengetahui. Mengetahui itu hasil kenal, sadar, insaf, mengerti benar dan pandai.
       Pengetahuan itu harus benar, kalau tidk benar maka bukan pengetahuan tetapi kekeliruan atau kontradiksi. Pengetahuan merupakan hasil suatu proses atau pengalaman yang sadar. Pengetahuan (knowledge) merupakan terminologi generik yang mencakup seluruh hal yang iketahui mnusia. Dengan demikian pengetahuan adalah kemampuan manusia seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pengamatan dan intuisi yang mampu menangkap alam dan kehidupannya serta mengabstraksikannya untuk mencapai suatu tujuan.
       Tujuan manusia mempunyai pengetahuan adalah :
1.    Memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup.
2.    Mengembangkan arti kehidupan.
3.    Mempertahankan kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri.
4.    Mencapai tujuan hidup.
Binatangpun mempunyai pengetahuan, tetapi hanya sekedar atau terbatas untuk melangsungkan hidup (tujuan survival).

a.   
Jenis Pengetahuan
       Pengetahuan biasa (common sense) yang digunakan terutama untuk kehiupan sehari-hari, tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. Pengetahuan ilmiah atau ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara khusus, bukan hanya digunakan saja tetapi ingin mngtahui lebih dalam dan luas untuk mengetahui kebenarannya, tetapi masih berkisar pada pengalaman.
       Pengetahuan filsafat adalah pengetahuan yang tidak mengenal batas, sehingga yang dicari adalah sebab-sebab yang paling dalam dan hakiki sampai diluar dan diatas pengalaman biasa. Pengetahuan agama, suatu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para Nabi dan Rosulnya. Pengetahuan ini bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.

b.   Gejala Mengetahui
       Pada suatu saat, manusia ingin mengetahui sesuatu tentang dirinya, orang lain, yang baik dan yang buruk, yang indah dan jelek, dan macam-macam lagi.
Jika ingin mengetahui sesuatu, tentu ada suatu dorongan dari dalam diri manusia yang mengajukan pertanyaan yang perlu jawaban memuaskan keingintahuannya. Dorongan itu disebut rasa ingin mengetahui.
       Sesuatu yang diketahui manusia disebut pengetahuan. Pengetahuan yang memuaskan manusia adalh pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang tidak benar adalah kekeliruan. Keliru sering kali lebih jelek dari pada tidak tahu. Pengetahuan yang keliru dijadikan tindakan  atau perbuatan akan menghasilkan kekeliruan, kesalahan dan malapetaka.
       Sasaran atau objek yang ingin diketahui adalah suatu yang ada, yang nugnkin ada, yang pernah ada dan suatu yang mengadakan. Dengan demikian manusia dirangsang keingintahuannya oleh alam sekitarnya melalui indranya dan pengalamannya.
Hasil gejala mengetahui adalah manusia mengetahui secara sadar bahwa dia telah mengetahui.

c.    Kelompok Manusia
Manusia tahu, bahwa ia tahu. Manusia tahu bahwa ia tidak tahu. Manusia tidak tahu bahwa ia tidak tahu. Manusia tidak tahu bahwa ia tidak tahu. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh manusia sebenarnya baru ada, kalu manusia itu sudah mengambil kesimpulan dari berbagai pengalamnnya bahwa objek yang ingin diketahuinya itu sudah benar-benar diketahui.

d.   Pengetahuan Ilmiah.
Pengetahuan ilmiah atau ilmu (science) pada dasarnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematiskan common sense, suatu pengetahuan sehari-hari yang dilanjutkan dengan suatu pemikiran cermat dan seksama dengan menggunakan berbagai metode.
Ilmu merupakan suatu metode berfikir secara objektif yang bertujuan untuk menggambarkan dan member makna terhadap gejala dan fakta melalui observasi, eksperimen dan klasifikasi. Ilmu harus bersifat objektif, karena dimulai dari fakta, menyampingkan sifat kedirian, mengutamakan pemikiran logic dan netral.

e.    Hakekat Pengetahuan
Ada dua teori yang digunakan untuk mengetahui hakekat pengetahuan :
1.        Realisme,
Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengatuah adalah gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata.
2.        Idealisme,
Teori ini menerangkan bahwa pengetahuan adalah proses-proses mental atau psikologis yang bersifat subjektif.
Pengetahuan merupakan gambaran subjektif tentang sesuatu yang ada dalam alam menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengalami dan mengetahuinya. Premis pokok adalah jiwa yang mempunyai kedudukan utama dalam alam semesta.

f.       Sumber Pengetahuan
Ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan, antara lain :
1.        Empirisme
Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, dalam hal ini harus ada 3 hal yaitu yang mengetahua (subjek), yang diketahui (objek), dan cara mengetahui (pengalaman). Tokoh yang terkenal : John Locke (1632-1704), George Barkeley (1685-1753), dan David Hume.
2.        Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal (reason) merupakan dasar kepastian dan kebenaran pengetahuan, walaupun belum didukung fakta empiris. Tokohnya adalah Rene Descartes (1596-1650), Baruch Spinoza (1632-1677), dan Gottried Leibniz (1646-1716).
3.        Intuisi
Dengan intuisi, manusia memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui proses penalaran tertentu. Henry Bergson menganggap intuisi merupakan hasil dari evolusi pemikiran yang tertinggi, tetapi bersifat personal.
4.        Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui hambaNya yang terpilih untuk menyampaikannya ( nabi dan rosul). Melalui wahyu atau agama, manusia diajarkan tentang sejumlah pengetahuan baik yang terjangkau ataupun tidak terjangkau oleh manusia.

2.3.2 Ukuran Kebenaran
      Berfikir merupakan suatu aktifitas manusia untuk menemukan kebenaran. Apa yang disebut benar oleh seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu ukuran atau criteria kebenaran.
       Ada tiga jenis kebenaran yaituyaitu : Kebenaran epistemology (berkaitan dengan pengetahuan), kebenaran ontologis (berkaitan dengan sesuatu yang ada atau diadakan), dan kebenaran semantic (berkaitan dengan bahasa dan tutur kata).
       Ada empat teori kebenaran yaitu teori korespondensi, teori koherensi, teori pragmatism dan teori agama. Ketiga teori pertama mempunyai perbedaan paradigm. Teori koherensi mendasarkan diri pada kebenaran rasio, teori korespondensi pada kebenaran factual, dan teori fragmatisme fungsional pada fungsi dan kegunaan kebenaran itu sendiri.
       Tetapi ketiganya memiliki persamaan, yaitu :
1.        Seluruh teori melibatkan logika, baik logika formal maupun material(deduktif dan induktif).
2.        Melibatkan bahasa untuk menguji kebenaran itu,
3.        Menggunakan pengalamn untuk mengetahui kebenaran itu.

a.      Teori Korespondensi (correspondence Theorhy of Truth)
Menerangkan bahwa kebenaran atau suatu keadaan itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju atau dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.
Kebenaran adalah kesesuaian kenyataan dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi dengan situasi actual. Dengan demikian ada lima unsure yang perlu, yaitu pernyataan (statement), situasi (situation), kenyataan (realitas), dan putusan (judgement).
Kebenaran adalah fidelityto objective reality atau kesesuaian pikiran dengan kenyataan.
Teori ini dianut oleh aliran realis, pelopornya Plato, Aristoteles dan Moore. Dikembangkan lebih lanjt oleh Ibnu Sina, Thomas AquinasDiabadskolastik, serta oleh Bertrand Russel pada abad modern.
Cara berfikir ilmiah yaitu logika induktif menggunakan teori korespondensi ini.
                                                      


b.      Teori Koherensi (The Choherence Theory of Truthi)
Teori ini mengganggap suatu pernyataan benar bila didalamnya tidak ada pertentangan, bersifat koherensi dan konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar. Dengan demikian suatu pernyataan dianggap benar, jika pernyataan itu dilaksanakan atas pertimbangan yang konsisten dan pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya.
Rumusan kebenarannya adalah : Jika A = B dan B = C, maka A = C.
       Logika matematika yang deduktif memakai teori kebenaran koherensi ini. Logika ini menjelaskan bahwa kesimpulan akan benar, jika premis-premis yang digunakan juga benar. Teori ini digunakan oleh aliran metafisikus, rasionalis dan idealis. Teori ini sudah ada sejak pra Socrates, kemudian dikembangkan oleh Benedictus Spinoza dan George Hegel. Suatu teori di anggap benar apabila telah di buktikan (justifikasi) benar dan tahan uji (testable). Kalau teori ini bertentangan dengan data terbaru yang benar atau dengan teori lama yang benar, maka teori itu akan gugur atau batal dengan sendirinya.

c.       Teori Pragmatisme (the pragmatic theory of truth)
Teori ini menganggap suatu pernyataan, teori atau dalil itu memiliki kebenaran bila memiliki kegunaan dan manfaat bagi kehidupan manusia. Kaum pragmatis menggunakan criteria kebenarannya dengan keguanaan (utility), dapar dikerjakan (workability), dan akibat yang memuaskan.oleh karena itu tidak ada kebenaran yang mutlak atau tetap, kebenarannya tergantung pada kerja, manfaat dan akibatnya.
Akibat atau hasil yang memuaskan bagi kaum pragmatis adalah :
1.        Sesuai dengan keinginan dan tujuan.
2.        Sesuai dan teruji dengan suatu eksperimen.
3.        Ikut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis (ada).
Teori ini merupakan sumbangan paling nyata dari para filsuf Amerika. Tokohnya adalah Charles S. Pierce (1839-1914) dan diikuti oleh William James dan John Dewey (1859-1952).






Kamis, 10 Mei 2012

Belajar dan Pembelajaran


TEORI PAKEM
PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
KERANGKA
  1. Teori-teori yang Berlawanan dan yang Bersesuaian/Mendasari
  1. Pilar-pilar PAKEM
  2. Prasyarat PAKEM
  3. Kecemasan-kecemasan Implementasi PAKEM
TEORI-TEORI YANG BERLAWANAN
1.Teori Ilmu Jiwa Daya
2. Teori Stimulus Respon
Teori Ilmu Jiwa Daya / Mental Disiplin
  1. Otak manusia terdiri dari sejumlah daya : daya pikir, daya tanggap, daya fantasi, dll.
  2. Tujuan pendidikan adalah memperkuat daya-daya tersebut dengan latihan yang disiplin.
  3. Daya ingat dilatih dengan menghafal berbagai hal, daya pikir dilatih dengan mengerjakan soal-soal matematika yang sulit, daya fantasi dilatih dengan seni, dll.
  4. Melatih otak sama dengan melatih otot atau mengasah pisau.
  5. Pendidikan yang diberikan bersifat disiplin, keras, dan memaksa.
Teori  Stimulus-Respon
  1. Yang paling utama dalam pendidikan adalah mengerjakan respon-respon yang sesuai dengan stimulus-stimulusnya.
  2. Makin sering S-R dilatih makin lama hubungan itu bertahan.
  3. Hubungan S-R dapat dipererat bila disertai rasa senang.
TEORI-TEORI YANG MENDUKUNG
  1. Teori Triune
  2. Filsafat Konstruktivisme
  3. Teori Gestalt

Teori Tentang Struktur Otak Triune
  1. Otak terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan otak Reptil, lapisan otak Limbik, dan Lapisan otak Neokorteks.
  2. Lapisan otak Reptil, tugas utamanya mempertahankan diri,menguasai fungsi-fungsi otomatis sperti detak jantung dan sistem peredaran darah.
  3. Lapisan Sistem Limbik, tugas utamanya adalah mengatur fungsi sosial manusia dan emosi manusia.
  4.  Lapisan Neokorteks, merupakan otak yang volumenya antara 80% - 85% dari seluruh massa otak. Fungsinya mengatur fungsi tingkat tinggi seperti bahasa, berpikir abstrak, memecahkan masalah, merencanakan ke depan, berkreasi, dan inilah yang menjadikan manusia unik.
Implikasi Teori Otak Terhadap Pembelajaran
  1. Pembelajaran perlu mendasarkan pada berbagai kemampuan dasar otak.
  2. Ciptakan belajar yang mengurangi stres dan ciptakan perasaan positif.
  3. Ciptakan suasana yang menstimulasi siswa untuk berpikir, menghubung-hubungkan, membandingkan, menghadapi masalah, dan mencari informasi.
  4. Jadikanlah pembelajaran  bersifat sosial.
  5. Aktivitas fisik perlu dimasukkan untuk mendukung pembelajaran.
  6. Berikan konteks dunia nyata yang dapat diselami dengan seluruh indra.

Selasa, 17 April 2012

Makalah Pendidikan Pancasila


INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM, IMPLEMENTASINYA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENEGKKAN KEADILAN

Makalah ini di ajukan sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen : Heru Sofyan,SH.M.Pd


Penyusun : ”KELOMPOK  VII”
1.      AHMAD ASRORI                             (                          )
2.      ARIJAL DWI PAMBUDI                   (2111001210147)
3.      DHOIFATUL KHOIRIYAH             (2111001210121)
4.      EKA AGUSTIANINGSIH                 (2111001210202)
5.      FEBRI ARIYANANTI                       (2111001210120)


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN
ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2012


DAFTAR ISI
                                                                                                                                          Hal.
COVER
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….       ii
KATA PENGATAR ………………………………………………………………..       iii
I.                   PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah ……………………………………………..      1
2.      Rumusan masalah ……………………………………………………      2
3.      Tujuan penulisan ……………………………………………………..      2
II.                PEMBAHASAN …………………………………………………………    3-5
III.             PENUTUP
1.      Kesimpulan …………………………………………………………..      6
2.      Saran-saran …………………………………………………………...     6
DAFTAR PUSTAKA