DAFTAR ISI
Hal.
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… i
KATA PENGATAR
………………………………………..……………………………. ii
I.
PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1
II. PEMBAHASAN …………………………………………………………………... 2
1.
Pengertian Evaluasi Kurikulum …………………………………………… 2
2.
Aspek-aspek dari Evaluasi Kurikulum ………………………………….. 4
3.
Konsep/Model Evaluasi Kurikulum ……………………………………… 11
4.
Tujuan dari Evaluasi Kurikulum …………………………………………. 15
5.
Fungsi Evaluasi Kurikulum ………………………………………………… 15
III.
PENUTUP ……………………………..………………………….………………. 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Tulisan ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi kurikulum, pentingnya evaluasi kurikulum dan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan evaluasi kurikulum.
Setiap
program, kegiatan-kegiatan atau sesuatu yang lain yang direncanakan selalu
diakhiri dengan suatu evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat kembali
apakah suatu program/kegiatan telah sesuai dengan perencanaan atau belum. Dari
kegiatan evaluasi akan diketahui hal-hal yang telah / akan dicapai sudahkah
memenuhi kriteria yang ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut kemudian
diambil keputusan apakah program tersebut akan diteruskan ataukah direvisi /
bahkan diganti seluruhnya.
Kegiatan
pengembangan kurikulum juga tidak akan lepas dari unsur evaluasi, karena
evaluasi merupakan salah satu komponen yang amat penting yang tidak dapat
diabaikan begitu saja. Dalam banyak hal, komponen penilaian sangat berperan
dalam menunjang keberhasilan pengembangan kurikulum, seperti yang kita ketahui,
kurikulum yang dikembangkan itu masih berupa perencanaan-perencanaan bersifat
teoritis dan abstrak. Dengan adanya evaluasi, kita akan memperoleh gambaran
mengenai keberhasilan kurikulum yang sedang / telah dikembangkan di
sekolah-sekolah. Dari kegiatan evaluasilah akan diketahui kelebihan, kelemahan
dan kekurangan-kekurangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Evaluasi Kurikulum
Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda
sesuai dengan pengertian kurikulum yang bervariasi menurut para pakar
kurikulum. Oleh karena itu penulis mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi
dan definisi dari kurikulum secara perkata sehingga lebih mudah untuk memahami
evaluasi kurikulum. Pengertian evaluasi
menurut joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang
teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Purwanto dan Atwi Suparman,
1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk
mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang
suatu program. Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah
penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes
suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky 1989
mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk
menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Dari definisi
evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur
ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas
suatu program. Sedangkan pengertian
kurikulum adalah :
a.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional);
b.
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang
Kesehatan.).
c.
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta
cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi (Pasal 1 Butir 6
Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa);
d.
Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu
perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari
suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu
bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan
strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan
baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang
telah ditetapkan dapat tercapai. Sedangkan
menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang
diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau
jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang
dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh
program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.
Dari pengertian evaluasi dan kurikulum diatas maka
penulis menyimpulkan bahwa pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang
sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum
yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur
ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan
tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan
kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau
metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut.Secara sederhana evaluasi
kurikulum dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum
menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode
penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya.
Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk
bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti.
Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu
menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk menguji teori atau
membuat teori baru. Fokus evaluasi kurikulum
dapat dilakukan pada outcome dari kurikulum tersebut (outcomes based
evaluation) dan juga dapat pada komponen kurikulum tersebut (intrinsic
evaluation). Outcomes based evaluation merupakan fokus evaluasi
kurikulum yang paling sering dilakukan. Pertanyaan yang muncul pada jenis
evaluasi ini adalah “apakah kurikulum telah mencapai tujuan yang harus
dicapainya?” dan “bagaimanakah pengaruh kurikulum terhadap suatu pencapaian
yang diinginkan?”. Sedangkan fokus evaluasi intrinsic evaluation seperti
evaluasi sarana prasarana penunjang kurikulum, evaluasi sumber daya manusia
untuk menunjang kurikulum dan karakteristik mahasiswa yang menjalankan
kurikulum tersebut.
2. Aspek-Aspek Evaluasi Kurikulum
Evaluasi
kurikulum merupakan suatu bidang yang berkembang dengan cepat, termasuk
evaluasi terhadap implementasi kurikulum. evaluasi kurikulum sendiri terdiri
dari berbagai aspek yang saling berhubungan, dan yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Keterkaitan antara Evaluaasi Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum
a.
Evaluasi Kurikulum dan Sistem Kurikulum
Secara
fungsional evaluasi kurikulum merupakan bagian dari sistem kurikulum. sistem
kurikulum ini mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu pengembangan kurikulum,
pleaksanaan kurikulum, dan evaluasi efek sistem kurikulum.
Evaluasi
kurikulum minimal berfokus pada empat bidang, yaitu evaluasi terhadap
penggunaan kurikulum, desain kurikulum, hasil dari siswa, dan sistem kurikulum.
efek dari evaluasi akan memulihkan kinerja dari berbagai bagian dari sistem
kurikulum. seleksi dan pengorganiisasian pihak-pihak pengambang kurikulum,
prosedur penyususnan, pengaturan dan pelaksanaan kurikulum, fugsi koordinator
dalam tim penyusunan, pengaruh tingkat guru dan kondisi pengajaran terhadap
kurikulum, semuanya perlu dievaluasi dan hasilnya dapat memperbaiki sistem
kurikulum secara keseluruhan.
b.
Evaluasi Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum
Masalah yang biasanya dibahas oleh pengmbang kurikulum
yaitu kapan diadakan evaluasi kurikulum, dan pada posisi mana serta apa makna
evaluasi kurikulum pada proses pengembangan kurikulum. Tayler berpendapat bahwa
evaluasi kurikulum minimal terjadi dua kali, yaitu pada awal dan akhir
pengembangan kurikulum, agar dapat mengukur dalam jangka waktu tersebut yang
telah ditetapkan. dan ia berpendapat bahwa hal tersebut harus dilaksanakan
bertutut-turut sepanjang proses pengembangan kurikulum yang terdiri dari empat
tahapan, yaitu penentuan tujuan pendidikan, pemilihan pengalaman
pembelajaran,pengorganisasian pengalaman pembelajaran, dan evaluasi efek
pembelajaran.
Pengembangan kurikulum ialah proses yang meliputi kegiatan
untuk melaksanakan percobaan evaluasi, sehingga kekurangan yang ditemukan dapat
diperbaiki untuk hasil yang lebih baik. evaluasi dalam penyusunan dan
perancangan kurikulum sangat sulit, dan tidak memiliki criteria yang sama.
Berikut adalah empat keadaan yang harus dihindari dalam
mengembangkan fungsi dan makna evaluasi kurikulum terhadap pengembangan kurikulum,
yaitu:
1)
apabila dalam desain kurikulum tidak terdapat rancangan evaluasi, desain
seperti ini tidak perlu dilaksanakan.
2)
apabila dalam proses evaluasi terjadi penyimpangan tujuan evaluasi.
3)
apabila tidak menghiraukan kesimpulan dan penilaian evaluasi yang sudah
ada.
4)
evaluasi sering digunakan sebagai alat peserta didik, yang sebenarnya harus
menimbulkan kepercayaan diri pada peserta didik.
2.
Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum
Adapun prinsip-prinsip dalam evaluasi kurikulum adalah
sebagai berikut:
a.
Tujuan tertentu, maksudnya yaitu setiap program evaluasi kurikulum itu
terarah dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan secara jelas dan spesifik.
Tujuan-tujuan itu pula yang mengarahkan berbagai kegiatan dalam proses
pelksanaan evaluasi kurikulum.
b.
Bersifat objektif, maksudnya harus sesuai dengan kenyataan yang ada.
bersumber dari data yang ada nyata dan akurat yang diperoleh dari instrument
yang benar.
c.
Bersifat komperhensif, yaitu mencakup semua dimensi atau aspek yang
terdapat dalam ruang lingkup kurikulum. Seluruh komponen kurikulum harus
mendapat perhatian dan pertimbangan secara seksama sebelum diadakan pengambilan
keputusan.
d.
kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan, plaksanaan dan
keberhasilan program evaluasi itu adaah tanggung jawab bersama pihak-pihak yang
terkait dan saling terlibat dalam proses pendidikan seperti, guru, kepala
sekolah, penilik, orang tua, dan juga siswa itu sendiri. disamping tanggung
jawab utama lembaga penelitian dan pengembangan.
e.
Efisien, maksudnya efisien dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan
peralatan yang menjadi penunjang. sehingga hasil evaluasi harus diupayakan
lebih tinggi atau seimbang dengan materil yang digunakan.
f.
berkesinambungan, hal ini berkaitan dengan adanya perbaikan kurikulum.
sehingga peran guru dan kepala sekolah
sangat penting, karena merekalah yang mengtahui pelaksanaan, permasalahan, dan
keberhasilan dari kurikulum yang diterapkan.
3.
Jenis-Jenis Strategi Evaluasi
Teori
evaluasi mengandung kerangka kerja konseptual bagi pengmbangan strategi evaluasi.
oleh sebab itu penting dirumuskan apa yang dimaksud dengan evaluasi. perumusan
yang tepat akan menjadi landasan dalam pelksanaannya, dan sebaliknya jika
perumusan itu kurang kuat, dapat menjadi penyebab utama terjadinya kegagalan
dalam evaluasi.
Dahulu
evaluasi evaluasi didefinisikan sebagai kegiatan yang disamakan dengan
pengukuran dan juga tes. pernyataan tersebut tidak sejalan dengan perilaku dan
tujuan, serta memunculkan jurang perbedaan yang dalam antara pertimbangan
professional dan program.
Saat ini
telah dikembangkan suatu definisi yang memandang evaluasi sebagai suatu hal
yang sangat penting, karena memberikan informasi dalam proses pembuatan
keputusan. Oleh karena itu strategi evaluasi dikembangkan berdasarkan
asumsi-asumsi berikut:
a.
Mutu program bergantung pada mutu keputusan yang dibuat.
b.
Mutu keputusan bergantung pada kemampuan manajer untuk
mengidentifikasi berbagai alternative yang terdapat berbagai situasi keputusan,
melalui berbagai pertimbangan yang seksama.
c.
Dalam pembuatan keputusan yang seksama, dibutuhkan
informasi yang tepat dan dapat dipercaya.
d.
Pengadaan informasi tersebut memerlukan alat yang
sistematis.
e.
Proses pengadaan informasi bagi pembuatan keputusan erat
hubungannya dengan konsep evaluasi yang digunakan.
Kerangka pengertian yang berpijak pada berbagai asumsi di
atas secara jelas memandang evaluasi sebagai analisis dalam upaya perbaikan program, bukan sebagai
kritik terhadap program. secara lebih tegas evaluasi bertujuan untuk menyediakan
informasi bagi pembuat keputusan. berikut adalah empat jenis keputusan yang
berkaitan dengan pertimbangan dalam menilai suatu program:
1.
Keputusan-keputusan perencanaan yang ditunjukan bagi
perbaikan yang dibutuhkan pada daerah tertentu, tujuan umum dan tujuan khusus.
2.
Keputusan-keputusan pemograman khusus yang berkenaan
dengan prosedur, personel, fasilitas, anggaran biaya, dan tuntutan waktu dalam
pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.
3.
Keputusan-keputusan pelaksanaan (implementasi) dalam
mengarahkan kegiatan yang telah diprogram.
4.
Keputusan-keputusan program perbaikan yang meliputi
berbagai kegiatan perubahan, penerusan, terminasi dan sebaginya.
Selain empat
jenis keputusan yang telah diungkapkan di atas, berikut adalah empat jenis
strategi evaluasi diantaranya yaitu:
1.
Strategi pertama berkaitan dengan penentuan lingkungan
tempat terjadinya perubahan, terdapat berbagai kebutuhan yang tidak atau belum
terpenuhi, dan juga berbagai masalah yang mendasari timbulnya kebutuhan serta
kesempatan untuk terjadinya perubahan.
2.
Strategi kedua yaitu pengenalan dan penilaian terhadap
berbagai kemampuan yang relevan. strategi ini sangat besar gunanya dalam
pencapaian tujuan program dan desain yang berguna untuk mencapai tujuan-tujuan
khusus.
3.
Strategi ketiga yaitu pendekatan dan prediksi hambatan
yang mungkin terjadi dalam desain procedural atau implementasi sepanjang tahap
pelaksanaan program.
4.
Strategi keempat berkaita dengan keefektifan proyek yang
telah dilaksanakan, melalui pengukuran dan penafsiran hasil-hasilyang telah
dicapai sehingga seorang evaluator dapat
memilih strategi yang tepat.
4. Prosedur Strategi Evaluasi
a.
Evaluasi Kebutuhan dan Feasibility
Evaluasi kebutuhan dan feasibility ini dapat dilakukan
oleh organisasi atau administrator
tingkat pelaksana. dan prosedur yang dilakukan diantaranya yaitu:
1)
Merumuskan tipe dan jenis mata pelajaran atau program yang
sekarang sedang disampaikan.
2)
Menetapkan program yang dibutuhkan.
3)
Menilai (assess) data setempat berdasarkan tes baku, tes
intelegensi, dan tes sikap yang ada.
4)
Menilai riset yang telah ada, baik riset setempat maupun
riset tingkat nasional yang sama atau berhubungan.
5)
Menetapkan feasibility pelaksanaan program sesuai dengan
sumber-sumber yang ada (manusiawi dan materil).
6)
Mengenali masalah-masalah yang mendasari kebutuhan.
7)
Menentukan bagaimana proyek akan dikembangkan guna
berkontribusi pada sistem sekolah atau sekolah setempat.
b.
Evaluasi Masukan (Input)
Evaluasi
masukan melibatkan para supervisor, konsultan, dan ahli mata pelajaran yang
dapat merumuskan pemecahan masalah. pemecahan masalah haruslah dilihat dari
hubungannya dengan hambatannya contoh: penerimaan pemecahan masalah oleh guru
dan siswa, kecakapan kerja (plaksanaan pemecahan masalah dalam kelas atau
sekolah), keampuhan (sejauh mana usaha pemecahan masalah tersebut), dan biaya
ekonomi (berkaitan dengan biaya pemecahan masalah dengan hasil yang
diharapkan).
Maka, evaluasi masukan menuju ke arah pengembangan
berbagai strategi dan prosedur, yang dalam pembuatan keputusannya sangat
dibuthkan informasi yang akurat. bukan hanya itu evaluasi masukan juga berusaha
mengenali dimana terjadi atau adanya masalah sehingga dapat diawasi selama
berlangsungnya implementasi.
c.
Evaluasi Proses
Evaluasi proses yaitu sistem pengolahan informasi dalam
upaya membuat keputusan yang berkenaan dengan ekspansi, kontraksi, modifikasi,
dan klarifikasi strategi pemecahan atau penyelesaian masalah. dalam hal ini,
staf perpustakaan memainkan peran yang sangat penting, karena mereka secara
langsung melakukan monitoring terhadap desain dan prosedur pelaksanaan program,
serta memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan program.
d.
Evaluasi Produk
Evaluasi
produk berkaitan dengan pengukuran hasil-hasil program dan kaitannya dengan
tercapainya tujuan. berbagai variable yang diuji bergantung pada tujuan,
perubahan sikap, perbakan kemampuan, dan perbaikan tingkat kehadiran.
Evaluasi
yang seksama sebaiknya meliputi semua
komponen evaluasi tersebut. Tetapi yang
sering terjadi karena keaadaan yang tidak memungkinkan,
tidak semua komponen mendapat perhatian yang penuh. sehingga administrator
program harus pintar dalam memilih aspek mana yang harus mendapatkan perhatian
yang lebih atau intensif. berdasarkan evaluasi tersebut akan didapatkan
informasi dan data yang valid dan dapat dipercaya dalam upaya pembuatan
keputusan dan program perbaikan.
5. Komponen Desain Evaluasi
Desain Evaluasi menguraikan tentang, data yang harus
dikumpulkan dan analisis data untuk membuktikan nilai dan efektikitas
kurikulum. berikut adalah beberapa komponen desain evaluasi diantaranya :
a.
Penentuan garis besar evaluasi
·
identifikasi tingkat pembuatan keputusan
·
proyek situasi keputusan bagi setiap tingkat pembuatan keputusan dengan
menentukan lokas, focus, waktu dan komposisi alternatifnya.
b.
Pengumpulan informasi
·
spesifikasi sumber-sumber informasi yang akan dikumpulkan.
·
spesifikasi instrument dan metode pengumpulan informasi yang diperlukan.
·
spesifikasi prosedur sampling ayng akan digunakan.
·
spesifikasi kondisi dan skedul informasi untuk dikumpulkan.
c.
organisasi informasi
·
spesifikasi format informasi yang akan dikumpulkan.
·
spesifikasi alat pengkodean, pengorganisasian, dan penyimpanan informasi.
d.
Analisis informasi
·
spesifikasi prosedur analisis yang akan dilaksanakan dan spesifikasi alat
untuk melaksanakan analisis.
e. Pelaporan informasi
·
penentuan piahk penerima (audience) laporan evaluasi.
·
spesifikasi alat penyedia informasi pada penerima informasi.
·
spesifikasi format laporan informasi.
·
jadwal pelaporan informasi.
f. administrasi evaluasi
·
rangkuman jadwal evaluasi
·
penentuan staf dan berbagai tuntutan sumber, serta perencanaan pemenuhan
tuntutan tersebut.
·
spesifikasi alat untuk memenuhi tuntutan kebijakan dalam melaksanakan
evaluasi.
·
penilaian keampuhan desain evaluasi guna menyediakan informasi yang valid,
reliable, credible, dan sesuai dengan waktu yang tersedia.
3. Model-Model Evaluasi Kurikulum
1.
Evaluasi Model Penelitian
Tes psikologi pada umumnya mempunyai dua bentuk yaitu tes
intelegensi yang di tujukan untuk mengukur kemampuan bawaan, serta tes hasil belajar yang mengukur prilaku skolastik. Eksperimen lapangan dalam pendidikan, di mulai tahun 1930 dengan menggunakan metode yang
biasa di gunakan dalam penelitian botani pertama. Ada beberapa kesulitan yang dihadapi dalam ekperimen
tersebut :
§ Kesulitan administrasi, sedikit sekali sekolah yang bersedia dijadikan sekolah eksperimen.
§ Masalah teknis dan logis
yaitu kesulitan menciptakan suasana kelas yang sama ketika kelompok-kelompok diuji
§ Sukar untuk mencampurkan
guru-guru mengajar pada kelompok eksperimen dengan kelompok control sebab pengaruh guru-guru tersebut sukar dikontrol
§ Adanya keterbatasan
mengenai manipulasi eksperimen yang dapat dilakukan
2. Evaluasi model objektif ( model
tujuan ) berasal dari amerika serikat, perbedaan model objektif ada dalam dua hal :
§ Dalam model objektif, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting
dari proses pengembangan kurikulum.
§ Kurikulum tidak
dibandingkan dengan kurikulum lain tetapi diukur dengan seperangkat objektif (
tujan khusus ).
Ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif :
v Ada kesepakatan tentang
tujuan-tujuan kurikulum.
v Merumuskan tujuan-tujuan
dalam perbuatan siswa.
v Menyusun materi kurikulum
yang sesuai dengan tujuan tersebut.
v Mengukur kesesuaian antara
perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
Dasar-dasar teori tylor dan bloom menjadi prinsip sentral
dalam berbagai rancangan kurikulum dan mencapai puncaknya dalam sistem belajar
berprogram dan sistem intruksional. Sistem pengajaran yang terkenal adalah IPI (individually prescribed instruction). Suatu
program yang dikembangkan oleh learning research and development centre universitas pittsburg. Dalam IPI anak mengikuti kurikulum yang memiliki 7 unsur :
1)
Tujuan-tujuan pengajaran yang disusun dalam
daerah- daerah tingkat-tingkat dan unit-unit.
2)
Suatu prosedur program testing.
3)
Pedoman prosedur penulisan.
4)
Materi dan alat pengajaran.
5)
Kegiatan guru dalam kelas.
6)
Kegiatan murid dalam kelas.
7)
Prosedur pengelolaan kelas.
3. Model Campuran
Multivariasi.
Evaluasi model perbandingan (comparative approach) dan
model tylor dan bloom melahirkan evaluasi model campuran multivariasi, yaitu
strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dari kedua pendekatan tersebut.
Metode-metode tersebut masuk ke bidang kurikulum setelah computer dan program
paket berkembang yaitu tahun 1960. Program paket berisi program statistik yang
sederhana yang tidak membutuhkan pengetahuan computer untuk menggunakannya.
Dengan berkembangnya penggunaan computer memungkinkan studi lapangan tidak di
hambat oleh kesalahan dan kelambatan. Semua masalah pegolahan statistik dapat
dikerjakan dengan computer.
Langkah- langkah model
multivariasi tersebut adalah:
v Mencari sekolah yang
berminat untuk dievaluasi/diteliti.
v Pelaksanaan program.
v Sementara tim menyusun
tujuan yang meliputi semua tujuan dari pengajaran umpamanya dengan metode
global dan metode unsur dapat disiapkan tes tambahan.
v Bila semua informasi yang
diharapkan telah terkumpul, maka mulailah pekerjaan computer.
v Tipe analisis dapat juga
digunakan untuk mengukur pengaruh bersama dan beberapa variabel yang berbeda.
Beberapa kesulitan dihadapi dalam model campuran
multivariasi iniadalah
:
Ø Diharapkan memberi tes
statistik yang signifikan (model kurikulum ini lebih sesuai bagi evaluasi skala
besar.
Ø Terlalu banyak variabel
yang perlu dihitung pada suatu saat kemampuan computer hanya sampai 40 variabel
Ø Meskipun model
multivariasi telah mengurangi masalah control berkenaan dengan eksperimen lapangan
tetapi tetap menghadapi masalah-masalah perbandingan.
4.
Evaluasi Kurikulum Pada
Tingkat Makro Dan Mikro
Ada sekurang-kurangnya dua tujuan pokok yang ingin
dicapai melalui kegiatan evaluasi kurikulum. Pada tingkat mikro ini
-
Mengukur efek pengajaran tujuan utama evaluasi
program pada tingkat mikro adalah untuk memperoleh gambaran tentang efek atau
pengaruh dari pengajaran yang telah diberikan terhadap penguasaan,kemampuan
yang ingin dicapai dalam suatu mata ajaran
-
Efek atau pengaruh tersebut dapat diketahui bila
dilakukan perbadingan antara hasil yang dicapai peserta didik sebelum dan
sesudah pengajaran diberikan.
-
Memperbaiki pengajaran,disamping untuk keperluan
pengukuran efek atau pengaruh pengajaran evaluasi program tingkat mikro
bertujuan pula untuk memperoleh gambaran ataupun inpormasi tentang
bagian-bagian pelajaran yang masih belum dipahami oleh para peserta didik.
Jenis-jenis evaluasi
1)
Evaluasi awal di lakukan sebelum pengajaran
diberikan,fungsinya ialah untuk mengetahui kemampua awal peserta didik tentang
pelajaran yang akan diberikan.
2)
Evaluasi antara ; dilakukan pada setiap unit bahan
yang diberikan dalam suatu mata pelajaran,dapat berbentuk tes dan bentuk-bentuk
evaluasi yang lain tentang unit yang bersangkutan.
3)
Evaluasi akhir dilaukan setelah pengajaran
diberikan.fungsinya ialah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang
dicapai pesrta didik pada akhir program.
4)
Evaluasi kurikulum pada tingkat yang lebih makro
Berikut ini berturut-turut
akan dijelaskan tentang tujuan, jenis, dan skema kegiatan evaluasi kurikulum yang tingkatnya lebih makro.
4. Tujuan evaluasi
Evaluasi kurikulum pada
tingkat yang lebih makro dilakukan untuk menghasilkan masukan-masukan yang
diperlukan bagi penyusunan dan perbaikan :
1. Menentukan
efektivitas suatu kurikulum/program pembelajaran
2. Menentukan
keunggulan dan kelemahan kurikulum/program pembelajaran
3. Menentukan
tingkat keberhasilan pencapaian hasil belajar peserta didik
4. Menentukan
masukan untuk memperbaiki program
5. Mendeskripsikan
kondisi pelaksanaan kurikulum
6. Menetapkan
keterkaitan antarkomponen kurikulum
5. Fungsi Evaluasi Kurikulum
Fungsi Evaluasi kurikulum, adalah
:
ü Menurut Tyler : Untuk memperbaiki kurikulum
(melalui hasil belajar evaluasi produk)
ü Menurut Cronbach :Untuk
memperbaiki kurikulum dan memberi penghargaan
ü Menurut Scriven : Untuk mengurangi
kekurangan-kekurangan yang ada.
Scriven membedakan evaluasi kurikulum dalam 2 fungsi yakni Fungsi Formatif
dan Fungsi Sumatif
Fungsi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk
memperbaiki bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikembangkan
Fungsi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum telah dianggap selesai
pengembangannya (evaluasi terhadap hasil kurikulum)
BAB III
PENUTUP
Dari
pemaparan materi diatas maka mendapat suatu kesimpulan sebagai berikut :
1.
Evaluasi kurikulum adalah usaha yang
dilakukan untuk memperbaiki kurikulum yang telah ada untuk menjadi lebih baik
dilapangan.
2.
Yang menjadi aspek-aspek evaluasi
kurikulum ada 7 yaitu :
a.
Keterkaitan antara Evaluasi Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum
b.
Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum
c.
Jenis-Jenis Strategi Evaluasi
d.
Prosedur Strategi Evaluasi
e.
Komponen Desain Evaluasi
f.
Proses Evaluasi Kurikulum
g.
Rencana Evaluasi Kurikulum
3.
Model-model evaluasi yaitu:
a.
Evaluasi model penelitian
b.
Evaluasi model objektif (tujuan)
c.
Evaluasi model campuran multivariasi
4.
Ada 4 tinjauan/konsep model evaluasi
kurikulum yaitu :
a.
Measurement
b.
Congruence
c.
Illumination
d.
Educational System Evaluation
5.
Tujuan evaluasi kurikulum adalah
memperbaiki kurikulum yang telah ada untuk mencapai kurikulum yang lebih baik
lagi. Dengan evaluasi kurikulum ini kita dapat mengetahui kelemahan dan
keunggulan kurikulum tersebut.
6.
Menurut scriven fungsi kurikulum ada 2
yaitu
a.
Fungsi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan
evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu dari kurikulum yang sedang
dikembangkan.
b.
Fungsi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum
telah dianggap selesai pengembangannya (evaluasi terhadap hasil kurikulum).
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2009.Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung:
PT Remaja rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar